Sabtu, 21 Februari 2015

Tips Seputar P.A.R.E.N.T.I.N.G

Dalam mendidik anak, diperlukan beberapa tips dan trik yang seringkali dilupakan oleh orangtua. Padahal, kalo mau ditelusuri, kelihatan sepele loh (walopun pada prakteknya juga susah dijalanin ^^)

Nah.., apa sajakah tips-tips dasar seputar Parenting ? Yuuuks, kita pelajari bersama :


1. Pengasuhan anak yang benar

Sebelum mengasuh/mendidik anak untuk menjadi baik, maka alangkah baiknya Orangtua pun harus mau berubah untuk menjadi lebih baik. Mengapa ? Karena orangtua-lah yang akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. Jadi, teladan itu tak berupa perintah lisan, akan tetapi langsung pada perilaku orangtua.


2. Anak adalah Anugerah

Ketidaksabaran dalam membimbing anak seringkali membuat orangtua mempraktekkan cara-cara singkat, seperti memarahi, mamukul, membentak, dll. Padahal itu semua hanya akan membuat anak tidak merasa dekat dengan orangtua. Selain itu, juga bisa mengganggu sisi kejiwaan anak. Nggak mau kan ?

Anak adalah Anugerah, jadikan hal ini motivasi utama kita untuk melaksanakan Parenting. Dan sudah kewajiban kita lah -sebagai orangtua- untuk mendidiknya dengan baik.


3. Redam kemarahan

Siapapun tidak akan bisa mendapatkan solusi terbaik jika sedang dalam keadaan marah, right? Marah atau membentak, tidak akan bermanfaat untuk pendidikan anak, hal ini justru akan menghambat perkembangan kecerdasan anak. Maka, kendalikanlah kemarahan anda atau hindari menunjukkan sikap-sikap emosional kita di hadapan mereka. Dengan cara ini, mengubah perilaku buruk anak akan menjadi lebih mudah.


4. Empati mendengarkan

Ketika kita ingin mendidik anak dalam setiap kejadian, saat itu juga kita akan menanamkan satu nilai didalamnya. Untuk menanamkan nilai yang sempurna, tentunya kita harus paham dulu alur berpikir anak, atau alasan tindakan anak kita.

Hal ini bisa kita lakukan apabila kita mendengarkan dulu apa yang ada dalam pikiran anak. Mendengarkan, kadang merupakan hal remeh, namun mempunyai efek yang sangat besar bagi perkembangan jiwa anak.

Anak yang didorong untuk mengungkapkan perasaannya dan didengarkan, akan merasa dihargai sehingga dapat menjadi anak yang percaya diri.


5. Notifikasi pembicaraan dan tindakan

Anak, memiliki kemampuan merekam semua informasi yang didapatkan dengan sangat baik. Maka, mulailah untuk selalu berpikir dulu dan mencatat semua pembicaraan yang akan kita sampaikan dan tindakan yang akan dilakukan. Karena kalo tidak begitu, bisa dipastikan anak anda akan cepat meniru ucapan/perilaku buruk anda.

Apa sajakah yang harus kita notifikasi pada anak-anak kita… ?

Pemilihan kata ; Memperbanyak kata-kata yang menunjukkan rasa cinta kepada anak-anak kita, dan usahakan untuk tidak berbohong.
Berikan pemahaman akan perilaku baik dan perilaku buruk.
Kenalkan konsekuensi positif untuk perilaku baik, berupa reward. Reward disini berlaku untuk pembentukan perilaku awal (tidak selamanya), karena anak masih belum paham terhadap alasan melakukan sesuatu. Dan motivasi harus pelan-pelan ditanamkan untuk mengurangi ketergantungan pada reward.
Kenalkan pula konsekuensi negatif untuk perilaku buruk berupa punishment. Tapi, pemberian hukuman ini harus diterapkan dengan bijak, tanpa luapan emosi dari orangtua, dan bukan berupa hukuman fisik. Cara menerapkan punishment ini adalah kita harus meredam emosi terlebih dahulu, kemudian kita dengarkan dulu alasan perilaku mereka. Setelah itu kita beri teguran. Bila si anak menolak memperbaiki perilakunya, maka kita sampaikan akan ada konsekuensi hukuman. Bentuk hukuman pada anak juga harus memiliki kriteria yaitu, dapat dikerjakan oleh anak, tidak berbahaya, dan bersifat mendidik.
Biasakan mereka untuk mengatakan kata-kata “maaf”, “tolong”, “terimakasih”. Selain itu, hindarilah kata-kata “jangan” dan “tidak boleh”.


6. Tanamkan Energi Positif

Energi positif adalah hal-hal positif yang bisa mewarnai pikiran dan perasaan. Respon yang membangun kepercayaan diri, akan lebih memacu semangat anak dengan lebih positif dibanding memberi tekanan yang malah membuat mereka tertekan.


7. Istiqomah

Kunci keberhasilan Parenting, salah satunya adalah menerapkan metode ini secara konsisten dalam mengasuh dan membimbing anak.


8. Mengadakan Time Out

Penanganan emosi yang tepat adalah dengan teknik relaksasi. Hal ini dapat berupa Time Out atau memberi ruang relaksasi bagi anak. Time Out ini juga digunakan untuk menghentikan perilaku buruk yang harus di-stop secepatnya.

Time Out ini merupakan cara yang efektif untuk meredam emosi anak pada saat mengamuk, menangis keras, rewel, memukul-mukul,dsb. Maka, kita juga harus menyelesaikannya dengan :
Anak harus dilatih untuk menyampaikan kemarahan dan keinginannya dengan cara yang benar, yakni menyampaikannya melalui kata-kata yang jelas.
Orangtua harus bijak untuk menghindari nada suara yang memancing emosi lebih besar. Ingat, bahwa mereka akan belajar untuk menyampaikan perasaannya. Maka, tanamkan dalam pikiran mereka bahwa kita menyayanginya dan mau mendengarkan keluhannya.



Hmmm…., terlihat sepele ya, tapi benar-benar butuh kesabaran dan ketelatenan untuk bisa menerapkan tips-tips diatas. Saat ini pun, saya masih ber-proses untuk menjalani tips tadi, namun Alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai terlihat ada kemajuan pada anak-anak saya.

Saran saya sih, teruslah berusaha untuk menjadi orangtua yang terbaik bagi anak (yakini bahwa kita bisa, karena kalau bukan kita, siapa lagi? mbah-nya? hehe…). Asal kita mau, yakin, semangat, dan tidak lupa berdoa tentunya, insyaAlloh akan tercipta hubungan yang erat antara kita dengan anak-anak, yang dengan itu akan mudah untuk mengubah perilaku buruk anak.

Oke…, selamat mem-praktekkan bunda ^^




sumber bacaan : buku “Anak Saya Tidak Nakal, koq” karangan dr. Zulaehah Hidayati

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...