Jumat, 08 November 2013

Detik-detik Menanti sang Buah Hati - Edisi 4

Bismillah....,
akhirnya saya kembali menulis setelah lama hiatus di dunia blogger.
Bukan apa-apa, tapi karena lebih karena kesibukan saya saat trimester akhir kehamilan hingga setelah usai persalinan. Karena kesibukan itulah, mood saya untuk menulis terbang begitu saja. Rasa-rasanya maleeeees banget ^_^
Alhamdulillah, sekarang saya sudah mulai mendapatkan mood itu, hehehe.....

Akhir september lalu, Alhamdulillah saya telah melahirkan putra ke-4 saya, HUDZAIFAH.

Pastinya, begitu banyak cerita dan kenangan di balik peristiwa itu.



Jumat pagi, saya melakukan rutinitas sehari-hari seperti biasa. Masak, nyapu, nyuci. Sekitar jam 9 pagi, saya merasa ada flek darah yang keluar. Tapi karena waktu itu kondisinya saya sedang mandi, jadi memang tidak terlihat jelas.

Saya sms suami yang ada dikantor, tapi hanya memberitahu untuk jaga-jaga saja, berhubung jarak antara kantor dan rumah yang cukup jauh.
Setelah itu saya kembali beraktifitas lagi, karena pengalaman yang lalu-lalu, biasanya setelah keluar flek tidak langsung merasakan mulas, tapi ada jeda sekitar 5-6 jam. Okelah, saya pun memperbanyak gerak, berharap "mules" itu segera datang ^_^

Ba'da sholat jumat, suami sudah ada dirumah. Saya juga udah mulai packing-packing barang yang mau dibawa ke rumah bidan.

Namun, hingga menjelang maghrib, rasa "mules" itu tak kunjung datang. Yang ada hanya mules biasa yang tidak teratur datangnya. 
Mulailah saya penasaran, karena kali ini jauh berbeda dari persalinan sebelumnya.

Ba'da maghrib kami sekeluarga ke rumah mertua, karena rumah bidannya lebih deket dari rumah mertua. Tas perlengkapan bayi juga udah siap sedia di mobil.

Setelah numpang nitip anak-anak di mertua (hehehe), saya dan suami ke rumah bidan. 
Di cek perutnya, posisi kepala bayi belum turun, tapi posisi sudah mapan (kepala berada dibawah). Oleh mbak asisten bidan, saya disuruh nunggu dirumah aja dulu meskipun sudah keluar flek darah. Kalau sudah merasakan "mules" yang kencang dan teratur, baru kembali lagi. 
Oh ya, karena mulesnya belum teratur, jadi mbak asisten tidak mem-VT saya (vaginal toucher), karena dirasa membuat ibu hamil tidak nyaman.
Dan malam itu, kami sekeluarga kembali pulang ke rumah ^_^

Sabtu, keesokan harinya....,

Semenjak pagi kami jalan-jalan ke Depo Bangunan. Bagi saya, sembari lihat-lihat keramik lantai, sekalian jalan-jalan untuk memperlancar posisi bayi turun ke panggul, hehehe...
Alhamdulillah rasa mulesnya mulai meningkat.
Setelah itu kami ke rumah mertua (kami memang biasa berakhir pekan di rumah mertua ^_^)
Ibu mertua khawatir ngeliat saya jalan mondar mandir, dikira saya udah nggak tahan sakit tapi pembukaan nggak maju-maju. Padahal saya jalan mondar mandir itu justru supaya dedek bayinya cepet keluar dan pingin segera dateng "mules"nya. Ndang mari ndang wes....

Sorenya, saya dan suami melihat-lihat rumah yang sedang dibangun. Saat itu, saya merasa "mules"nya udah mulai teratur. Tapi karena masih bisa saya tahan, jadi saya belum berpikir untuk ke rumah bidan lagi (padahal suami udah khawatir tingkat tinggi).


Malam harinya, saya kepingin makan Tahu Campur yang puedesss. Siapa tahu bisa merangsang mules, hehehe......

Saat itu "mules" yang udah teratur kerasa naik tingkatnya. Tiap kali dateng "mules"nya, saya langsung mraktekkin goyang pinggul supaya lebih nyaman.
Adik ipar saya yang kebetulan hamil muda juga dateng berombongan dengan keluarganya, karena pingin tahu perkembangan persalinan saya.
Nah..., sekitar jam setengah sembilan malam, saya udah mulai berat buat jalan, jadi saya langsung ngajak suami buat ke rumah bidan.

Nyampai dirumah bidan jam setengah 10 malam. Begitu datang, langsung disambut sama mbak-mbak asisten yang siap buat VT, hehehe....... jujur, saya paling deg-degan kalo mau VT.

Yak, dan masih pembukaan 3-4.
Seperti persalinan yang lalu-lalu, saya paling nggak bisa diem kalo merasa ada yang sakit. Jadi saya pake jalan mondar mandir untuk ngurangin rasa sakit, plus biar lebih cepet kala I - nya.
Tiap "mules"nya datang dan semakin menggila, saya mraktekkin lagi goyang pinggul sambil dipegangin suami.
Jam 11 lewat dikit, saya udah nggak kuat berdiri lagi. Akhirnya, di-VT lagi sama si mbak, ternyata sudah bukaan 8-9. Pfuuuh...., sabar, bentar lagi...., bentar lagi.....

Tapi abis itu saya udah nggak boleh berdiri lagi alias disuruh baring ke kiri.

Jam 11 lewat seperempat, bu bidan udah siap beraksi sama mbak-mbak asisten. Sebelumnya, bu bidan sempet menyemangati saya, "yang semangat ya bu...., biar dedek bayinya ndang keluar."
Dan setelah bu bidan bilang sudah boleh mengejan, dengan semangat 45 saya langsung mengejan. Bahkan setelah disuruh berhenti mengejan (agar menghindari robekan), saya masih nggak bisa menahan "sensasi ingin mengejan" hehehehe....... ~_~

Alhamdulillah...., tepat jam 23.30 bayi itu pun lahir. Dan rasa sakit itu seketika menghilang ^_^

Alhamdulillah pula saya bisa langsung menyusui Hudzaifah, bahkan langsung bobok bareng (kalo di RS biasanya kan ditaruh di kamar bayi, kecuali ada permintaan khusus dari kita).
Besok paginya, karena setelah di-cek semua normal, kami udah dibolehin pulang. Alhamdulillah....,


Ya, banyak yang saya pelajari dari kehamilan ini memang. Belajar tentang Gentle Birh, belajar untuk bijak memilih nakes selama persalinan, dll. Dan ditambah lagi, pengalaman adalah guru berharga. Jadi, saya nggak ingin kesalahan-kesalahan dalam persalinan yang lalu-lalu, terulang lagi ^_^



note : baru inget, edisi ke-1 sampai ke-3 nggak ada di blog ini ya? hehehe..... ^_^v



2 komentar:

Arifah Abdul Majid mengatakan...

wah mak anaknya 4, subhanallah hebat mak ^^
detik-detik lahiran memang indah untuk dikenang ya mak..

Ummu SaLaamah mengatakan...

Alhamdulillah mak....
iya, kenangan yang tidak akan terlupa, bahkan bisa jadi inspirasi untuk anak sendiri hehehe
salam kenal ya mak

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...