Jumat, 07 September 2012

Bila Anak kejang Demam

Para orangtua, terutama ibu, biasanya akan panik bila melihat buah hatinya mengalami kejang demam. Apalagi bila ia tergolong ibu muda yang baru memiliki anak. Sehingga yang mestinya bisa segera melakukan pertolongan, malah tidak mampu melaukan apa-apa karena paniknya. Padahal jika masalah ini dipahami dengan baik, insyaAlloh para orangtua bisa melakukan beberapa hal sebelum datang ke dokter untuk meminta pertolongan.



Kejang demam atau masyarakat lebih mengenal dengan istilah step, bukanlah suatu penyakit. Ini merupakan gejala yang biasa menyertai penyakit-penyakit dengan demam pada anak. Jadi, kejang demam adalah kejang pada anak yang berhubungan dengan demam dan tidak disebabkan karena adanya kelainan pada otak.

Penyakit-penyakit yang biasanya menyebabkan kejang demam adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), radang telinga, campak, cacar air, radang tonsil, bronchitis, bisul, dan lain-lain.

Pada keadaan demam, biasanya suhu tubuh akan naik 10 derajat celcius, yang menyebabkan kenaikan metabolisme basal sebanyak 10-15%. Sementara itu kebutuhan oksigen pada otak naik sebesar 20%. Pada balita, aliran darah ke otak mencapai 65% dari aliran seluruh tubuh, sedangkan pada orang dewasa hanya 15%. Dengan demikian, ketika mengalami kenaikan suhu tubuh, pada anak-anak akan lebih mudah menimbulkan gangguan metabolisme otak. Keadaan ini akan menganggu keseimbangan sel otak yang dapat menyebabkan lepasnya muatan listrik yang akan menyebar ke seluruh jaringan otak. Hal ini menyebabkan anak menjadi kejang-kejang.

Wujud kejang bisa berupa mata berbalik ke atas disertai kekakuan atau kelemahan otot. Atau terjadi gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan. Kejang biasanya berlangsung kurang dari 15 menit. Setelah itu anak tampak lelah, mengantuk, dan tidur. Setelah bangun insyaAlloh keadaannya akan pulih kembali.

Ciri-ciri kejang demam sederhana :
  1. Kejang demam biasanya terjadi pada3anak umur 6 bulan s/d 4 tahun. Anak-anak yang berumur lebih dari 4 tahun biasanya tidak mengalami kejang demam lagi.
  2. Kejang berlangsung singkat (kurang lebih 15 menit).
  3. Kejamg bersifat simetris, artinya bagian tangan dan tungkai sebelah kiri akan terlihat sama dengan bagian kanan.
  4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah mulai terjadinya demam.
  5. Pemeriksaan syaraf sebelum dan sesudah kejang menunjukkan hasil normal.
  6. Dalam satu tahun kejang terjadi kurang dari 4 kali.
  7. Pemeriksaan rekam otak (EEG) menunjukkan hasil normal ketika dilakukan seminggu setelah demam.

Pertolongan yang bisa dilakukan di rumah ketika anak mengalami kejang demam sederhana adalah :
  1. Baringkan anak dalam keadaan kepala lebih rendah daripada kaki. Muka dimiringkan untuk menghindari aspirasi.
  2. Kendorkan semua pakaian anak.
  3. Bebaskan jalan napas.
  4. Jauhkan dari benda keras yang berbahaya.
  5. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak saat anak kejang, jangan diberi minum atau makanan apapun.
  6. Hindarkan lidah tergigit.
  7. Kurangi demam dengan meng-kompres dengan air hangat.
  8. Pada anak yang pernah mengalami keang demam, biasanya dokter akan memberkan persediaan obat kejang dirumah berupa obat yang disemprot lewat dubur.

Kejang demam biasanya tidak menimbulkan kerusakan otak dan tidak membahayakan jiwa anak. Namun jika anak mengalami kejang tidak seperti ciri-ciri diatas dan berlangsung lebih dari 15 menit, maka akan menimbulkan kerusakan pada sel-sel otak. Wallahua'lam.



sumber : majalah Asy-Syariah (ditulis oleh Ummu Anzai Misykah)

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...